Cirebon, aNews—Tantangan warga Nahdliyin di Kecamatan Pabedilan ke depan tidak semakin ringan. Berdirinya pabrik-pabrik besar di wilayah ini yang siap merekrut puluhan ribu karyawan dari berbagai daerah yang berlatar suku, ras bahkan agama yang berbeda akan berdampak pada terjadinya perubahan kultur, budaya ataupun ideologi.
Demikian dikatakan Ketua Tanfidziyah MWCNU Pabedilan Saefullah dalam sambutannya saat pembukaan kegiatan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Aula MTs An-Nashuha Kalimukti, Jum’at (4/3/2022).
“Sementara kita maklum bahwa gerakan wahabisasi semakin massif dan dinamis. Kita sebagai warga Nahdliyin harus peka dan mau menjadi benteng ajaran dan akidah Ahlussunah wal jama’ah,” tegasnya.
Menurut Saeful, MKNU diselenggarakan untuk pengkaderan juga penguatan NU baik secara jam’iyyah (organisasi) maupun akidah (ideologi) sehingga diharapkan dari madrasah ini dapat melahirkan output kader yang militan dan andal.
Pihaknya juga berharap seluruh peserta mengikuti materi yang sudah terjadwal dari awal sampai akhir. “Kita hadir di sini untuk bersama-sama mengikuti pengkaderan agar mampu menjawab tantangan zaman yang semakin tidak ringan,” katanya.
MKNU yang dilaksanakan selama dua hari dan diikuti oleh 206 peserta masing-masing dari unsur MWC, Muslimat, Fatayat dan guru di Lingkungan Yayasan Pesantren An-Nashuha ini merupakan manifestasi program PBNU yang difasilitasi oleh PCNU Kabupaten Cirebon.
Dalam kegiatan yang digelar MWCNU Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon ini hadir Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat sekaligus tuan rumah dan Pengasuh Ponpes An-Nashuha KH. Moh. Usamah Manshur, Pengurus Cabang KH. Wawan Arwani Amin dan KH. Aziz Hakim Syaerozi masing-masing Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah serta segenap jajaran Lakpesdam Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon.
KH. Moh. Usamah Manshur yang juga ketua Yayasan Ponpes An-Nashuha menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta terutama guru dan staf Tata Usaha yang berkenan mengikuti kegiatan ini. “Banyaknya peserta yang ikut menjadi tolok ukur kekuatan NU di Kecamatan Pabedilan. Kami berharap dari madrasah ini peserta harus mengerti apa itu NU, bagaimana fikroh dan harokahnya.
“Peserta jangan hanya tahu NU dari lisan dan tulisan saja, tetapi harus faham pemikiran dan Gerakan NU yang sesungguhnya,” pesannya.
Sementara itu ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH. Aziz Hakim Syaerozi mengatakan, MKNU merupakan pengkaderan pengurus agar menjadi pengurus NU yang 24 karat. Jika pengurus NU sudah 24 karat maka ke-NU-anya sudah tidak diragukan lagi. “Penguatan ke-NU-an melalui MKNU menjadi syarat multak bagi pengurus NU,” tegasnya.
MKNU yang dibuka oleh Rois Syuriyah KH. Wawan Arwani Amin ini mengusung tema Revitalisasi Jam’iyyayah Menuju Kokohnya Aqidah ahlussunah waljama’ah . Dalam sambutanya Wawan menegaskan bahwa menjadi orang NU tidak cukup menjadi orang baik saja. Karena diam saja (no coment) itu sudah bisa dikatakan baik.
“Menjadi orang NU jangan diam. Harus bergerak sesuai fikroh nahdliyahnya. Apalagi sekarang gerakan yang akan mengikis akidah Alhussunah waljama’ah bergerak semakin dinamis,” tuturnya.
Dia juga berharap setelah mengikuti MKNU, peserta proaktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi dan menjalankan amaliyah-amaliyah NU.
MKNU yang diselenggarakan MWCNU Kecamatan Pabedilan ini menurutnya adalah MKNU yang paling banyak pesertanya. Rekor ini bukan saja paling banyak se-Kabupaten Cirebon tetapi se-Indonesia. SF